makalah diskusi kelompok (keterampilan Berbicara)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang    
       Keterampilan baerbahasa memiliki empat komponen salah satunya komponen berbicara. Kemampuan berbicara berkembang setelah keterampilan menyimak. Kegiatan berbicara sangat berhubungan dengan ekspresi lisan sehingga kemampuan berbicara berhubungan erat dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh sang anak, dimulai dari kosakata lalu membentuk kalimat kemudian membentuk sebuah paragraph. Banyak cara yang dilakukan dalam kegiatan meningkatkan berbicara yang efektif dan lugas bagi peserta didik salah satunya diskusi kelompok.
Diskusi kelompok sangat bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berbicara sang anak, dimana anak di latih  untuk berpikir secara kritis  karena salah satu tujuan dari diskusi kelompok yaitu untuk memecahkan suatu permasalahan melalui proses berpikir kelompok. Pada intinya, Diskusi kelompok adalah suatu kegiatan kerja sama atau aktifitas untuk menyelesaikan suatu permasalahan melalui proses berpikir kelompok yang mengandung langkah-langkah dasar tertentu yang harus di patuhi oleh seluruh kelompok.
Diskusi kelompok merupakan salah satu cara dimana manusia dapat mengemukakan beberapa pendekatan untuk mengetahui keseluruhan suatu pokok pembicaraan adalah dengan jalan mengetahui segala hal yang dikatakan oleh orang yang mempunyai pendapats yang berbeda dan pengalaman-pengalaman yang berbeda kemudian di arahkan dengan satu tujuan pemikiran yang sama secara berkelompok.

B. Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian dan tujuan dari diskusi kelompok?
  2. Apa diskusi kelompok tidak resmi?
  3. Apa diskusi kelompok resmi itu?
  4. Apa tugas ketua dan tugas partisipan?
  5. Apa manfaat dari diskusi kelompok?
  6. Apa aneka hambatan dan cara penanggulangan?
  7. Apa ukuran-ukuran untuk menilai diskusi kelompok?

C. Tujuan Penulisan 
            Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Diskusi kelompok yaitu,
  1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari diskusi kelompok
  2. Untuk mengetahui apa diskusi kelompok tidak resmi
3.      Untuk mengetahui apa diskusi kelompok resmi
  1. Untuk mengetahui tugas ketua dan tugas partisipan itu apa
  2. Untuk mengetahui manfaat dari diskusi kelompok
  3. Untuk mengetahui apa saja aneka hambatan dan cara penanggulangannya
  4. Untuk mengetahui ukuran-ukuran untuk menilai diskusi kelompok




BAB II
DISKUSI KELOMPOK

A. Pengertian dan tujuan
       John stuart mill pernah mengatakan bahwa, “satu-satunya cara, tempat dimana manusia dapat mengemukakan beberapa pendekatan, untuk mengetahui keseluruhan suatu pokok pembicaraan adalah dengan jalan mengetahui segalahal yang dikatakan oleh orang-orang yang mempunyai pendapat-pendapat yang berbeda’’. (powers; 1951: 263).
       Pada hakekatnya diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan dengan proses   berpikir kelompok. Diskusi kelompok berlangsung apabila orang-orang yang berminat dalam suatu masalah khusus berkumpul mendiskusikannya dengan harapan agar sampai pada suatu penyelesaian atau penjelasan. Perlu disadari bahwa, sebuah diskusi yang efektif, istilah kelompok atau grup haruslah mengandung makna tidak sekedar kumpulan pribadi-pribadi saja. Suatu kelompok adalah suatu keseluruhan yang dinamis dan sifat-sifat yang berbeda dari sifat-sifat para anggotanya. Para pribadi dalam suatu kelompok saling bergantung satu dan lainnya. Mereka harus memperkenalkan diri dengan keseluruhan anggota kelompok dan mengetahui kalau mereka bekerja sama dalam kegiatannya berhubungan dengan kelompok, untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan perkataan lain, suatu kelompok menampilkan suatu kerja makan pribadi-pribadi, tetapi tujuan akhir yang handal dicapai adalah tunggal bukan Jamak. Dan untuk menghindari agar kelompok tidak sempat kehilangan arah salah seorang anggotanya ditunjuk dan diangkat sebagai ketua atau pimpinan diskusi.
       Diskusi kelompok berbeda dengan publik speaking di mana orang menjelaskan ide-ide mereka kepada kelompok kelompok, dan juga berbeda dengan berdebat di mana para pembicara mempertahankan pro dan kontra tetapi justru tidak mengarahkan pemikiran kelompok pada permasalan merupakan suatu alat yang ampuh apabila hasil dari pemikiran kelompok benar-benar diinginkan. Pemikiran kelompok akan menentukan kebijaksanaan atau dalam beberapa hal mempengaruhi hasilnya, suatu kuliah atau ceramah, beberapa jenis demonstrasi, atau barangkali juga suatu brosur, mungkin merupakan bentuk komunikasi yang lebih diinginkan. (Mulgrave, 1954 : 36)
       Salah satu ciri yang paling menonjol pada kelompok diskusi adalah forum atau masa tanya jawab, juga dapat ber langsung dalam setiap jenis diskusi atau penampilan. Orang terbuka memberi kesempatan kepada para pendengar untuk memperoleh informasi yang lebih rinci, Mengemukakan bahan tambahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan berpartisipasi secara aktif dalam diskusi itu.

B. Kelompok tidak resmi
Dalam diskusi, kelompok yang tidak resmi
1. kelompok studi (The study groups)
2. Kelompok pembentukan kebijaksanaan (The policy-making grup)
3. Komit (the committee)
    (Wagner and Arnold, 1950 : 158).
Berikut ini akan diperberbincangkan satu persatu, seperlunya.
1. Kelompok Studi
Kelompok studi ini merupakan suatu hal pertumbuhan dari suatu keinginan untuk memperoleh informasi. Istilah Stadi guru sering juga disebut lecture discussion Yang merupakan bentuk diskusi yang paling sering terjadi pada mahasiswa perguruan tinggi. Bentuk diskusi yang serupa ini merupakan bentuk yang paling sering dipergunakan di kota kota.
2. Kelompok pembantu kebijaksanaan
Suatu kelompok pembantu kebijaksanaan pada sebuah fakultas di perguruan tinggi dapat menentukan apakah karya karya seseorang pengarang yang sedang dipermasalahkan dapat dimasukkan ke dalam kurikulum, dan kalo ternyata dapat, di mana sebaiknya yang paling tepat ditempatkan (mulgrave, 1954 : 38). Untuk ngantukan suatu kebijaksanaanmu dalam hal ini, pendapat para anggota, yang biasanya merupakan orang orang yang Ahli ditampung dan disinkronnisasikan.
3. Komite
Bagian terbesar dari pekerjaannya actual kebanyakan berorganisasi dilaksanakan oleh komite-komite. Hal ini karena, lebih mudah bagi kelompok-kelompok kecil bekerja sama ketimbang bagi kelompok kelompok besar. Oleh sebab itu, suatu komite memiliki keuntungan-keuntungan yang memungkinkannya bekerja lebih efisien daripada suatu organisasi orang tua. Komite-komite Kenapa dipilih oleh organisasi atau ditunjuk oleh ketua. Komite-komite Ini biasanya diklasifikasikan sebagai komite khusus atau komite tetap. Fungsi suatu komite khusus adalah Menyelenggarakan beberapa tugas khusus. Kalau tugas tambahan tidak diserahkan lagi kepada komite serupa itu, komite ini pun berhenti atau habis fungsinya apabila laporannya yang terakhir telah disampaikan. Proyek-proyek organisasi yang mungkin dapat diselesaikan dalam beberapa hari atau beberapa minggu biasanya merupakan karya komite-komite khusus. Tugas-tugas jangka panjang, seperti rencana program atau gerakan gerakan keanggotaan merupakan tanggung jawab komite-komite tetap. Pada umumnya komite-komite tetap bertugas dari satu pemilihan pengurus atau pimpinan sampai berikutnya.

C. Kelompok resmi  
Yang termasuk dalam kelompok diskusi yang resmi (atau forml groups discussion )ini, termasuk:
a.       konferensi
b.      diskusi panel
c.       simposium
ketiganya akan dibicaran berikut ini.
1. Konferensi
Konferensi sebagai suatu bentuk kelompok diskusi resmi kadang kadang mengacu pada action-taking discussion Atau diskusi pengambilan tindakan, karena bersama membuat suatu keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan tersebut. Konferensi konferensi pulsaan biasa yang termasuk ke dalam tipe ini. Suatu masalah muncul yang menuntut tindakan, Dan konferensi pun diadakanlah untuk menentukan cara yang paling tepat untuk di ikuti. Dalam bentuk diskusi ini waktu lebih banyak diperlukan dalam tahap penentuan kemungkinan cara penyelesaian yang paling baik, dan sekali lagi suatu pemungutan suara pun diadakan untuk menentukan cara penyelesaian yang paling efektif yang telah dikemukakan selama diskusi berlangsung (powers, 1951 : 265).
Dalam ensiklopedia Indonesia F-M halaman 802 terdapat keterangan bawa “ konferensi berarti muktamar, pembicaraan, permusyawaratan, rapat; (yang) terutama dipakai untuk pertemuan antara wakil wakil berbagai negara untuk pembicaraan kepentingan kepentingan bersama.
2. Diskusi panel
Diskusi panel adalah suatu kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam orang Ali yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai segi mengenai suatu masalah. Terdapat dua perbedaan penting antara panel discussion dan informal discussion, Yaitu:
1. Tujuan utama diskusi panel adalah untuk menyampaikan masih atau pendapat-pendapat, tidak perlu menentukan cara berjalan suatu tindakan.
2. Para anggota suatu panah membuat persiapan-persiapan terlebih dahulu. Mereka telah menelaah pokok pembicaraan sepenuhnya ada mam para anggota suatu panah membuat persiapan persiapan terlebih dahulu. Mereka telah menelaah pokok pembicaraan sepenuhnya Dan memang telah menjadi ahli dalam bidang itu.

Adapun persiapan yang lazim dilaksanakan bagi suatu diskusi panel, adalah sebagai berikut. Kira-kira seminggu sebelum diskusi itu berlangsung, ketua pada mengundang para anggota menyusun organisasi diskusi itu, pada pertemuan bulan ini, para anggota haruslah melakukan hal hal berikut:
a. Membatasi pokok pembicaraan dengan jelas.
b. Kalo Tarakan perbedaan perbedaan-pendapat sehingga para anggota panel mengetahui dimana masih masing berpijak.
c. Menetapkan tahap tahap setiap pembicara atas pokok masalah tersebut.
d. Menentukan urutan atau susunan para pembicara.
e. Menetapkan batas waktu bagi setiap pembicaraan.

Setelah persiapan setiap anggota pada dilakukan dengan baik dan matang matang, diskusi pun dapat dilangsungkan. Diskusi terdiri atas bagian bagian yaitu pendahuluan, pembicaraan-pembicaraan oleh para anggota panel, diskusi bebas, partisipasi para pemirsa atau penyimak,  rangkuman.
Agar kita dapat menilai hasil atau tindakan suatu diskusi panel, berikut ini dikemukakan beberapa petunjuk atau penonton dalam bentuk pertanyaan, yang sekaligus juga menyarankan norma-norma yang harus kita perhatikan dalam persiapan diskusi-diskusi panel dan partisipasi kita terhadapnya.
1. Apa kabar anggota panel mempunyai persiapan yang baik?
2. Apa kabar pembicara mengemukakan informasi informasi atau ide ide baru mengenai pokok pembicaraan?
3. Apakah para pembicara memberikan sumber sumber informasi yang mereka pergunakan? apakah mereka menunjukkan pendapat pendapat mereka dengan fakta-fakta, alasan-alasan, contoh-contoh, atau pendapat-pendapat yang terpercaya dari para ahli?
4. Apakah setiap pembicara bertahan pada tahap pembicara yang telah ditetapkan baginya?
5. Apa Kapanan itu tersusun rapi untuk menghindari pemulangan dalam diskusi?
6. Apa Kapa nah itu berasa menarik perhatian para pemirsa?
7. Apakah diskusi itu memberi para pemirsa suatu pengertian yang luas dan mendalam tentang pokok permasalahan itu?
 (Albert [et all], 1961b : 171-1973)
3. Simposium
Pada dasarnya Simposium adalah suatu variasi dari panel yang telah diuraikan diatas. Dalam suatu simposium, tiga orang atau lebih yang dianggap ahli dengan pandangan-pandangan yang berbeda mengenai suatu pokok pembicaraan Tampar menyampaikan pendapatnya, dan para pendengar atau partisipan mengambil bagian dalam diskusi. Bentuk diskusi kelompok resmi yang disebut dengan istilah simpan cium ini sungguh sungguh sangat bermanfaat apabila pokok pembicaraan yang sedang di diskusikan itu tidak dapat dijawab dengan suatu keputusan yang berbentuk “ya” atau “tidak” tetapi yang dapat diselesaikan dengan beberapa alternatif. (Powers, 1951 : 266).

D. Tugas ketua dan tugas partisipan          
Dalam pembicaraan terus dahulu kita telah memperbincangkan tugas dan kewajiban seorang pembicara dalam suatu diskusi kelompok. Berhasil atau tidak suatu diskusi kelompok turut pula ditentukan oleh baik atau tidak nya seorang ketua dan para partisipan menjalankan tugasnya.
1. Tugas ketua
Keberhasilan seorang ketua memimpin suatu diskusi kelompok akan bergantung sepenuhnya pada kemampuan memahami serta menjalankan tugasnya. Tugas-tugas itu adalah sebagai berikut membuat persiapannya matang untuk diskusi, mengumumkan duduk atau masalah dan mengumumkan tujuan diskusi, menyediakan serta menetapkan waktu bagi pendahuluan diskusi dan rangkuman singkat yang isinya tentang versi kesimpulan yang dicapai, menjaga keteraturan susunan diskusi, memberi kesempatan kepada setiap orang yang ingin mengemukakan pikiran, menjaga agar minat para peserta tetap besar, menjaga agar diskusi serta bergerak maju, membuat catatan catatan singkat pada akhir diskusi.
2. Tugas partisipan
Nilai suatu diskusi yang kita ikuti sebagian besar bergantung kepada baik atau tidak kita sebagai partisipan atau peserta mengetahui Sata menjalani tugas tugas kita. Dengan mengetahui petunjuk-petunjuk di bawah ini kita bukan hanya sekedar memberi sumbangan atas keberhasilan diskusi, tetapi juga akan mendapatkan respek para partisipan lainnya yaitu .Mengambil bagian dalam diskusi, Berbicalah dengan tepat dan tegas, kita harus dapat menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kita dengan fakta-fakta, contoh-contoh, atau pendapat-pendapat para ahli, ikutilah dengan seksama dan dengan penuh perhatian diskusi yang sedang berlangsung, dengarkanlah dengan penuh perhatian, bertindaklah dengan sopan-santun dan bijaksana, cobalah memahami pandangan orang lain.

E. Manfaat diskusi kelompok         
       Salah satu manfaat yang paling besar dari diskusi kelompok iyalah kemampuannya memberikan sumber-sumber yang lebih banyak lagi pemecah masalah ketimbang yang tersedia atau yang mungkin diperoleh; apabila seorang pribadi membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi atau merusak suatu kelompok. Diskusi kelompok ini juga sangat berguna apabila dua pandangan yang bertentangan nggak diajukan dan suatu hasil yang bersifat memilih “Salah satu dari dua” Yang segera akan dilaksanakan. Pengenalan terhadap beberapa pandangan baru mungkin dapat menerabas jalan buntu itu.
       Mulai pikiran dan rencana kelompok, ide ide atau gagasan gagasan dapat diuji secara lebih memadai dan tidak memihak. Hal itu lebih bagus ketimbang kalau kelompok itu berada di bawah seorang pembicara yang menyakinkan walaupun kadang kadang bersifat picik dan mengutamakan kepentingan sendiri.

F. Aneka hambatan dan cara penanggulangan    
       Dalam menjalankan suatu kegiatan ada baiknya kita mempertimbangkan hambatan-hambatan yang mungkin ditemui dan bagaimana cara menanggulangi agar tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan nggak tercapai.
1. Hambatan
          Khusus dalam diskusi kelompok ini, hambatan-hambatan yang sering dijumpai, adalah berikut.
a. Kegagalan dalam masalah.
b. Kegagalan karena tetap bertahan terhadap masalah.
c. Salah paham terhadap makna-makna setiap kata orang lain.
d. Kegagalan membedakan antara fakta-fakta yang dingin dan pendapat pendapat yang panas.
e. Perselisihan pendapat yang meruncing tanpa adanya keinginan untuk berkompromi.
f. Hilangnya kesabaran dalam kemarahan yang tidak tanggung tanggung.
g. Kebingungan menghadapi suatu perbedaan pendapat dengan suatu serangan terhadap pribadi seseorang.
h. Mempergunakan waktu untuk membantu sebagai pengganti mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
i. Mempergunakan kata-kata yang bernoda yang mengumpulkan pikiran.
   (salisbury, 1955 : 195).

2. Penanggulangan
       Berikut ini disajikan sejumlah sasaran yang berkenan dengan cara menanggulangi atau menangani sejumlah situasi yang sering dihadapi oleh pimpinan diskusi.
a.    Menarik atau mengarahkan perhatian kepada suatu butir yang belum terpikirkan;       
" Apakah ada seseorang yang telah memikirkan frasa masalah ini?"
b. Menanyakan kekuatan suatu argumen; " alasan-alasan apakah yang kita gunakan untuk menerima argumen ini?"
c. Kembali lagi kepada sebab-musabab; " Mengapa, menurut pendapat anda, dia mengambil posisi ini?"
d. Menanyakan sumber-sumber informasi atau argumen; " Siapa yang mengumpulkan data statistik yang saudara bicarakan ini?" " Siapa tuan anu yang saudara kutip pendapatnya itu?"
e. Menyarankan agar diskusi tidak menyimpang dari: " Dapatkah seseorang mengatakan kepada saya hal-hal apa yang terkandung dalam masalah ini?"
f. Menyegarkan Bawa Belum ada informasi baru yang ditambahkan; " Dapatkah seseorang di antara hadirin menambahkan suatu informasi pada butiran ini?"
g. Menarik perhatian kepada kesukaran atau kerumitan masalah; " Apakah kita tidak mulai memahami mengapa para pembuat undang-undang tidak dapat memecahkan masalah ini?"
h. Mendaftarkan langkah-langkah persetujuan atau perselisihan; " Apakah saya benar kalau saya beranggapan bahwa kita semua setuju atau tidak setuju mengenai hal ini?"
i. Memberi kesan bahwa kelompok belum siap mengambil tindakan; " saya masih meragukan, jangan-jangan kita belum memikirkan hal itu matang-matang Dan apakah tidak lebih bijaksana kalau kita mengambil tindakan atau keputusan Pada pertumbuhan yang akan datang?"
j. Memberi kesan bahwa tidak ada keuntungan diperoleh dari penundaan yang berlarut-larut, Betapapun, Apakah masih ada informasi yang belum kita miliki sampai kini?"
k. Menyerahkan kepribadian kepribadian atau tokoh-tokoh yang harus dihindari: Saya ingin tahu, masalah-masalah apa yang terkandung dalam masalah yang kita hadapi?"
l. Memberi kesan bahwa ada beberapa orang yang berbicara terlalu banyak; " Apakah masih ada di antara para partisipan yang belum mendapat kesempatan berbicara, yang mempunyai gagasan-gagasan yang ingin dikemukakan?"
m. Menyarankan betapa besarnya nilai suatu kompromi; " Apakah anda tidak sependapat dengan saya bahwa cara bertindak yang paling baik terletak diantara kedua pandangan ini?"
n. Memberi kesan bahwa kelompok itu mungkin atau seolah-olah telah dirugikan; " Apakah kepentingan pribadi kita dalam hal ini menyebabkan kita melupakan kepentingan-kepentingan kelompok-kelompok lainnya?" (Auer and Ewbank, 1947: 524).


G.   Ukuran-ukuran untuk menilai diskusi kelompok      
         Kiranya sudah merupakan hal biasa bahwa sudah kita Selesai mengerjakan sesuatu kita ingin mengetahui atau menilai hasil pekerjaan itu. Hasil pekerjaan kita mencerminkan kepribadian kita. Khusus mengenai diskusi kelompok ini kita Kemukakan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh sang pemimpin yang merupakan tolak ukur keberhasilan dalam menjalankan tugas selama diskusi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terbagi atas dua kelompok: topik yang pertama berkenan dengan teknik.
1. Berkenaan dengan topik. Apakah saya:
a. Mengenal serta memahami masalah keseluruhan secara jelas Sebelum saya mencoba memecahkannya?
b. Melihat keseluruhan subjek atau memperdebatkan suatu segi kecil?
c. Berbicara bertele-tele atau tetap bertahan secara konsekuen dalam menghadapi suatu masalah?
d. Memiliki fakta-fakta yang memadai dan bukti-bukti yang terpercaya?
e. Membuang-buang waktu mengenakan suatu yang sedikit sekali kaitannya?
f. Mempergunakan kata-kata yang umum atau khusus?
g. Mempergunakan kata-kata nyata, kata-kata yang tepat atau kata-kata yang bernoda atau bercelah?
h. Mempergunakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat " terlalu umum" yang lebih membingungkan ketimbang menjelaskan?
i. Menggunakan fakta-fakta Sebelum saya menolak pertanyaan-pertanyaan umum dari orang lain?
j. Membuat keputusan pribadi dari diskusi itu?

2. Berkenaan dengan teknik. Apakah saya:
a. Berbicara Hanya apabila saya dapat membuat satu butir yang baik?
b. Berbicara terlalu banyak, mengemukakan suatu penampilan atau formasi tunggal?
c. Mengganggu para pembicara lainnya?
d. Berdiskusi dengan seorang pribadi saja, mengabaikan kelompok?
e. Memanfaatkan menentang pribadi sebagai pengganti pendapatnya?
f. Mengabaikan perlindungan harga diri lawan saya?
g. Menafsirkan perbedaan pendapat sebagai suatu serangan pribadi?
h. Tidak setuju dalam hal suasana hati yang mengandung pertanyaan kontradiksi saja?
i. Memiliki sikap yang serba tahu?
j. Memperlihatkan lebih banyak emosi ketimbang penalaran?
k. Mengadakan perbedaan antara pemborosan waktu dan pemanfaatan waktu? (Salisbury, 1955 : 200).


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN   
Diskusi merupakan salah satu bentuk kegiatan wicara dengan tujuan untuk mencari kesepakatan. Misalnya, melakukan diskusi kelompok ialah  suatu dialog yang dilakukan beberapa orang dengan tujuan untuk saling bertukar pikiran, pengalaman, informasi, dan pendapat sehingga menghasilkan keputusan pemecahan suatu permasalahan karena memiliki pemikiran dan tujuan yang sama. Adapun jenis-jenis diskusi kelompok yaitu, diskusi kelompok resmi dan kelompok tidak resmi.
Diskusi kelompok resmi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu, konferensi, diskusi panel, dan symposium, sedangkan kelompok tidak resmi yaitu kelompok studi, kelompok pembentuk kebijaksanaan, dan komite. Kelompok-kelompok diskusi tersebut memiliki tugas sesuai penempatan masing-masing, misalnya konferensi biasa dilakukan pada forum resmi kepartaian, sedangkan kelompok studi biasa digunakan oleh mahasiswa yang sedang mendiskusikan suatu pelajaran.

B. SARAN    
kiranya dalam pelaksanaan diskusi kelompok nanti semua anggota bisa beperan aktif, tentunya semua itu tidak luput dari pengawasan dan keaktifan dari pembimbing artinya bisa terjalin kerja sama bukan hanya antara anggota namun antara anggota dengan pembimbing.untuk lebih mengaktifan diskusi kelompok nanti sebaiknya diselingi dengan berbagai permainan yang bisa menghangatkan suasana agar diskusi kelompok itu tidak terlalu membosankan.



DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Kampus Universitas Balikpapan (UNIBA)

Keterampilan Menyimak, Berbicara, Membaca Dan Menulis

Berbicara untuk merunding