makalah diskusi kelompok (keterampilan Berbicara)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan baerbahasa memiliki empat komponen salah
satunya komponen berbicara. Kemampuan berbicara berkembang setelah keterampilan
menyimak. Kegiatan berbicara sangat berhubungan dengan ekspresi lisan sehingga
kemampuan berbicara berhubungan erat dengan perkembangan kosa kata yang
diperoleh sang anak, dimulai dari kosakata lalu membentuk kalimat kemudian
membentuk sebuah paragraph. Banyak cara yang dilakukan dalam kegiatan
meningkatkan berbicara yang efektif dan lugas bagi peserta didik salah satunya
diskusi kelompok.
Diskusi kelompok sangat
bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berbicara sang anak, dimana anak di
latih untuk berpikir secara kritis karena salah satu tujuan dari
diskusi kelompok yaitu untuk memecahkan suatu permasalahan melalui proses
berpikir kelompok. Pada intinya, Diskusi kelompok adalah suatu kegiatan kerja
sama atau aktifitas untuk menyelesaikan suatu permasalahan melalui proses
berpikir kelompok yang mengandung langkah-langkah dasar tertentu yang harus di
patuhi oleh seluruh kelompok.
Diskusi kelompok merupakan
salah satu cara dimana manusia dapat mengemukakan beberapa pendekatan untuk
mengetahui keseluruhan suatu pokok pembicaraan adalah dengan jalan mengetahui
segala hal yang dikatakan oleh orang yang mempunyai pendapats yang berbeda dan
pengalaman-pengalaman yang berbeda kemudian di arahkan dengan satu tujuan
pemikiran yang sama secara berkelompok.
B. Rumusan Masalah
- Apa
pengertian dan
tujuan dari diskusi kelompok?
- Apa
diskusi kelompok tidak resmi?
- Apa
diskusi kelompok resmi itu?
- Apa tugas ketua dan tugas partisipan?
- Apa manfaat dari diskusi kelompok?
- Apa aneka hambatan dan cara penanggulangan?
- Apa ukuran-ukuran untuk menilai diskusi kelompok?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul
Diskusi kelompok yaitu,
- Untuk
mengetahui pengertian dan tujuan dari
diskusi kelompok
- Untuk
mengetahui apa diskusi kelompok tidak resmi
3.
Untuk mengetahui apa diskusi kelompok resmi
- Untuk
mengetahui tugas
ketua dan tugas partisipan itu apa
- Untuk
mengetahui manfaat
dari diskusi kelompok
- Untuk mengetahui apa saja aneka hambatan dan cara
penanggulangannya
- Untuk mengetahui ukuran-ukuran untuk menilai diskusi
kelompok
BAB II
DISKUSI KELOMPOK
A. Pengertian dan tujuan
John stuart
mill pernah mengatakan bahwa, “satu-satunya cara, tempat dimana manusia dapat
mengemukakan beberapa pendekatan, untuk mengetahui keseluruhan suatu pokok
pembicaraan adalah dengan jalan
mengetahui segalahal yang dikatakan oleh orang-orang yang mempunyai
pendapat-pendapat yang berbeda’’. (powers; 1951: 263).
Pada
hakekatnya diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan dengan proses berpikir kelompok. Diskusi kelompok berlangsung
apabila orang-orang yang berminat dalam suatu masalah khusus berkumpul
mendiskusikannya dengan harapan agar sampai pada suatu penyelesaian atau
penjelasan. Perlu disadari bahwa, sebuah diskusi yang efektif, istilah kelompok
atau grup haruslah mengandung makna tidak sekedar kumpulan pribadi-pribadi
saja. Suatu kelompok adalah suatu keseluruhan yang dinamis dan sifat-sifat yang
berbeda dari sifat-sifat para anggotanya. Para pribadi dalam suatu kelompok
saling bergantung satu dan lainnya. Mereka harus memperkenalkan diri dengan
keseluruhan anggota kelompok dan mengetahui kalau mereka bekerja sama dalam
kegiatannya berhubungan dengan kelompok, untuk mencapai suatu tujuan bersama
dengan perkataan lain, suatu kelompok menampilkan suatu kerja makan pribadi-pribadi,
tetapi tujuan akhir yang handal dicapai adalah tunggal bukan Jamak. Dan untuk
menghindari agar kelompok tidak sempat kehilangan arah salah seorang anggotanya
ditunjuk dan diangkat sebagai ketua atau pimpinan diskusi.
Diskusi
kelompok berbeda dengan publik speaking di mana orang menjelaskan ide-ide
mereka kepada kelompok kelompok, dan juga berbeda dengan berdebat di mana para
pembicara mempertahankan pro dan kontra tetapi justru tidak mengarahkan
pemikiran kelompok pada permasalan merupakan suatu alat yang ampuh apabila
hasil dari pemikiran kelompok benar-benar diinginkan. Pemikiran kelompok akan
menentukan kebijaksanaan atau dalam beberapa hal mempengaruhi hasilnya, suatu
kuliah atau ceramah, beberapa jenis demonstrasi, atau barangkali juga suatu
brosur, mungkin merupakan bentuk komunikasi yang lebih diinginkan. (Mulgrave,
1954 : 36)
Salah satu
ciri yang paling menonjol pada kelompok diskusi adalah forum atau masa tanya
jawab, juga dapat ber langsung dalam setiap jenis diskusi atau penampilan.
Orang terbuka memberi kesempatan kepada para pendengar untuk memperoleh
informasi yang lebih rinci, Mengemukakan bahan tambahan, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, dan berpartisipasi secara aktif dalam diskusi itu.
B. Kelompok tidak
resmi
Dalam diskusi, kelompok yang tidak resmi
1. kelompok studi (The study groups)
2. Kelompok pembentukan kebijaksanaan (The policy-making grup)
3. Komit (the committee)
(Wagner and Arnold, 1950 : 158).
Berikut ini akan diperberbincangkan satu persatu, seperlunya.
1. Kelompok Studi
Kelompok studi ini merupakan
suatu hal pertumbuhan dari suatu keinginan untuk memperoleh informasi. Istilah
Stadi guru sering juga disebut lecture discussion Yang merupakan bentuk diskusi
yang paling sering terjadi pada mahasiswa perguruan tinggi. Bentuk diskusi yang
serupa ini merupakan bentuk yang paling sering dipergunakan di kota kota.
2. Kelompok pembantu kebijaksanaan
Suatu kelompok pembantu
kebijaksanaan pada sebuah fakultas di perguruan tinggi dapat menentukan apakah
karya karya seseorang pengarang yang sedang dipermasalahkan dapat dimasukkan ke
dalam kurikulum, dan kalo ternyata dapat, di mana sebaiknya yang paling tepat
ditempatkan (mulgrave, 1954 : 38). Untuk ngantukan suatu kebijaksanaanmu dalam
hal ini, pendapat para anggota, yang biasanya merupakan orang orang yang Ahli
ditampung dan disinkronnisasikan.
3. Komite
Bagian terbesar dari pekerjaannya
actual kebanyakan berorganisasi dilaksanakan oleh komite-komite. Hal ini karena,
lebih mudah bagi kelompok-kelompok kecil bekerja sama ketimbang bagi kelompok
kelompok besar. Oleh sebab itu, suatu komite memiliki keuntungan-keuntungan
yang memungkinkannya bekerja lebih efisien daripada suatu organisasi orang tua.
Komite-komite Kenapa dipilih oleh organisasi atau ditunjuk oleh ketua. Komite-komite
Ini biasanya diklasifikasikan sebagai komite khusus atau komite tetap. Fungsi
suatu komite khusus adalah Menyelenggarakan beberapa tugas khusus. Kalau tugas
tambahan tidak diserahkan lagi kepada komite serupa itu, komite ini pun
berhenti atau habis fungsinya apabila laporannya yang terakhir telah
disampaikan. Proyek-proyek organisasi yang mungkin dapat diselesaikan dalam
beberapa hari atau beberapa minggu biasanya merupakan karya komite-komite
khusus. Tugas-tugas jangka panjang, seperti rencana program atau gerakan
gerakan keanggotaan merupakan tanggung jawab komite-komite tetap. Pada umumnya
komite-komite tetap bertugas dari satu pemilihan pengurus atau pimpinan sampai
berikutnya.
C. Kelompok resmi
Yang termasuk dalam kelompok diskusi yang resmi (atau forml groups
discussion )ini, termasuk:
a.
konferensi
b.
diskusi panel
c.
simposium
ketiganya akan dibicaran berikut ini.
1. Konferensi
Konferensi sebagai suatu bentuk
kelompok diskusi resmi kadang kadang mengacu pada action-taking discussion Atau
diskusi pengambilan tindakan, karena bersama membuat suatu keputusan dan
bertindak berdasarkan keputusan tersebut. Konferensi konferensi pulsaan biasa
yang termasuk ke dalam tipe ini. Suatu masalah muncul yang menuntut tindakan,
Dan konferensi pun diadakanlah untuk menentukan cara yang paling tepat untuk di
ikuti. Dalam bentuk diskusi ini waktu lebih banyak diperlukan dalam tahap
penentuan kemungkinan cara penyelesaian yang paling baik, dan sekali lagi suatu
pemungutan suara pun diadakan untuk menentukan cara penyelesaian yang paling
efektif yang telah dikemukakan selama diskusi berlangsung (powers, 1951 : 265).
Dalam ensiklopedia Indonesia F-M
halaman 802 terdapat keterangan bawa “ konferensi berarti muktamar,
pembicaraan, permusyawaratan, rapat; (yang) terutama dipakai untuk pertemuan
antara wakil wakil berbagai negara untuk pembicaraan kepentingan kepentingan
bersama.
2. Diskusi panel
Diskusi panel adalah suatu
kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam orang Ali yang ditunjuk untuk
mengemukakan pandangannya dari berbagai segi mengenai suatu masalah. Terdapat
dua perbedaan penting antara panel discussion dan informal discussion, Yaitu:
1. Tujuan utama diskusi panel
adalah untuk menyampaikan masih atau pendapat-pendapat, tidak perlu menentukan
cara berjalan suatu tindakan.
2. Para anggota suatu panah
membuat persiapan-persiapan terlebih dahulu. Mereka telah menelaah pokok
pembicaraan sepenuhnya ada mam para anggota suatu panah membuat persiapan
persiapan terlebih dahulu. Mereka telah menelaah pokok pembicaraan sepenuhnya
Dan memang telah menjadi ahli dalam bidang itu.
Adapun persiapan yang lazim
dilaksanakan bagi suatu diskusi panel, adalah sebagai berikut. Kira-kira
seminggu sebelum diskusi itu berlangsung, ketua pada mengundang para anggota
menyusun organisasi diskusi itu, pada pertemuan bulan ini, para anggota
haruslah melakukan hal hal berikut:
a. Membatasi pokok pembicaraan dengan jelas.
b. Kalo Tarakan perbedaan
perbedaan-pendapat sehingga para anggota panel mengetahui dimana masih masing
berpijak.
c. Menetapkan tahap tahap setiap pembicara atas pokok masalah tersebut.
d. Menentukan urutan atau susunan para pembicara.
e. Menetapkan batas waktu bagi setiap pembicaraan.
Setelah persiapan setiap anggota
pada dilakukan dengan baik dan matang matang, diskusi pun dapat dilangsungkan. Diskusi
terdiri atas bagian bagian yaitu pendahuluan, pembicaraan-pembicaraan oleh para
anggota panel, diskusi bebas, partisipasi para pemirsa atau penyimak, rangkuman.
Agar kita dapat menilai hasil
atau tindakan suatu diskusi panel, berikut ini dikemukakan beberapa petunjuk
atau penonton dalam bentuk pertanyaan, yang sekaligus juga menyarankan norma-norma
yang harus kita perhatikan dalam persiapan diskusi-diskusi panel dan
partisipasi kita terhadapnya.
1. Apa kabar anggota panel mempunyai persiapan yang baik?
2. Apa kabar pembicara
mengemukakan informasi informasi atau ide ide baru mengenai pokok pembicaraan?
3. Apakah para pembicara
memberikan sumber sumber informasi yang mereka pergunakan? apakah mereka
menunjukkan pendapat pendapat mereka dengan fakta-fakta, alasan-alasan, contoh-contoh,
atau pendapat-pendapat yang terpercaya dari para ahli?
4. Apakah setiap pembicara bertahan pada tahap pembicara yang telah
ditetapkan baginya?
5. Apa Kapanan itu tersusun rapi untuk menghindari pemulangan dalam
diskusi?
6. Apa Kapa nah itu berasa menarik perhatian para pemirsa?
7. Apakah diskusi itu memberi
para pemirsa suatu pengertian yang luas dan mendalam tentang pokok permasalahan
itu?
(Albert [et all], 1961b : 171-1973)
3. Simposium
Pada dasarnya Simposium adalah
suatu variasi dari panel yang telah diuraikan diatas. Dalam suatu simposium, tiga
orang atau lebih yang dianggap ahli dengan pandangan-pandangan yang berbeda
mengenai suatu pokok pembicaraan Tampar menyampaikan pendapatnya, dan para
pendengar atau partisipan mengambil bagian dalam diskusi. Bentuk diskusi
kelompok resmi yang disebut dengan istilah simpan cium ini sungguh sungguh
sangat bermanfaat apabila pokok pembicaraan yang sedang di diskusikan itu tidak
dapat dijawab dengan suatu keputusan yang berbentuk “ya” atau “tidak” tetapi
yang dapat diselesaikan dengan beberapa alternatif. (Powers, 1951 : 266).
D. Tugas ketua dan
tugas partisipan
Dalam
pembicaraan terus dahulu kita telah memperbincangkan tugas dan kewajiban
seorang pembicara dalam suatu diskusi kelompok. Berhasil atau tidak suatu
diskusi kelompok turut pula ditentukan oleh baik atau tidak nya seorang ketua
dan para partisipan menjalankan tugasnya.
1.
Tugas ketua
Keberhasilan
seorang ketua memimpin suatu diskusi kelompok akan bergantung sepenuhnya pada
kemampuan memahami serta menjalankan tugasnya. Tugas-tugas itu adalah sebagai berikut membuat
persiapannya matang untuk diskusi, mengumumkan duduk atau masalah dan
mengumumkan tujuan diskusi, menyediakan serta menetapkan waktu bagi pendahuluan
diskusi dan rangkuman singkat yang isinya tentang versi kesimpulan yang
dicapai, menjaga keteraturan susunan diskusi, memberi kesempatan kepada setiap
orang yang ingin mengemukakan pikiran, menjaga agar minat para peserta tetap
besar, menjaga agar diskusi serta bergerak maju, membuat catatan catatan
singkat pada akhir diskusi.
2.
Tugas partisipan
Nilai suatu diskusi yang kita ikuti sebagian
besar bergantung kepada baik atau tidak kita sebagai partisipan atau peserta
mengetahui Sata menjalani tugas tugas kita. Dengan mengetahui petunjuk-petunjuk di bawah ini kita bukan hanya
sekedar memberi sumbangan atas keberhasilan diskusi, tetapi juga akan
mendapatkan respek para partisipan lainnya yaitu .Mengambil bagian dalam
diskusi, Berbicalah dengan tepat dan tegas, kita harus dapat menunjukkan
pertanyaan-pertanyaan
kita dengan fakta-fakta,
contoh-contoh, atau
pendapat-pendapat
para ahli, ikutilah dengan seksama
dan dengan penuh perhatian diskusi yang sedang berlangsung, dengarkanlah dengan
penuh perhatian, bertindaklah dengan sopan-santun dan bijaksana, cobalah memahami
pandangan orang lain.
E. Manfaat diskusi
kelompok
Salah
satu manfaat yang paling besar dari diskusi kelompok iyalah kemampuannya
memberikan sumber-sumber
yang lebih banyak lagi pemecah masalah ketimbang yang tersedia atau yang
mungkin diperoleh;
apabila seorang pribadi membuat keputusan-keputusan
yang mempengaruhi atau merusak suatu kelompok. Diskusi kelompok ini juga sangat
berguna apabila dua pandangan yang bertentangan nggak diajukan dan suatu hasil
yang bersifat memilih “Salah satu dari dua” Yang segera akan dilaksanakan.
Pengenalan terhadap beberapa pandangan baru mungkin dapat menerabas jalan buntu
itu.
Mulai
pikiran dan rencana kelompok, ide ide atau gagasan gagasan dapat diuji secara
lebih memadai dan tidak memihak. Hal itu lebih bagus ketimbang kalau kelompok
itu berada di bawah seorang pembicara yang menyakinkan walaupun kadang kadang
bersifat picik dan mengutamakan kepentingan sendiri.
F. Aneka hambatan
dan cara penanggulangan
Dalam
menjalankan suatu kegiatan ada baiknya kita mempertimbangkan hambatan-hambatan yang mungkin ditemui dan
bagaimana cara menanggulangi agar tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan
nggak tercapai.
1. Hambatan
Khusus dalam diskusi kelompok ini, hambatan-hambatan
yang sering dijumpai, adalah berikut.
a. Kegagalan dalam masalah.
b. Kegagalan karena tetap bertahan terhadap masalah.
c. Salah paham terhadap makna-makna
setiap kata orang lain.
d. Kegagalan
membedakan antara fakta-fakta yang dingin dan pendapat pendapat yang panas.
e. Perselisihan pendapat yang meruncing tanpa adanya
keinginan untuk berkompromi.
f. Hilangnya kesabaran dalam kemarahan yang tidak
tanggung tanggung.
g. Kebingungan
menghadapi suatu perbedaan pendapat dengan suatu serangan terhadap pribadi
seseorang.
h. Mempergunakan
waktu untuk membantu sebagai pengganti mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
i. Mempergunakan kata-kata yang bernoda yang
mengumpulkan pikiran.
(salisbury, 1955 : 195).
2. Penanggulangan
Berikut ini disajikan sejumlah sasaran yang berkenan
dengan cara menanggulangi atau menangani sejumlah situasi yang sering dihadapi
oleh pimpinan diskusi.
a.
Menarik
atau mengarahkan perhatian kepada suatu butir yang belum terpikirkan;
"
Apakah ada seseorang yang telah memikirkan frasa masalah ini?"
b. Menanyakan
kekuatan suatu argumen; " alasan-alasan apakah yang kita gunakan untuk
menerima argumen ini?"
c. Kembali lagi
kepada sebab-musabab; " Mengapa, menurut pendapat anda, dia mengambil
posisi ini?"
d. Menanyakan
sumber-sumber informasi atau argumen; " Siapa yang mengumpulkan data
statistik yang saudara bicarakan ini?" " Siapa tuan anu yang saudara
kutip pendapatnya itu?"
e. Menyarankan
agar diskusi tidak menyimpang dari: " Dapatkah seseorang mengatakan kepada
saya hal-hal apa yang terkandung dalam masalah ini?"
f. Menyegarkan
Bawa Belum ada informasi baru yang ditambahkan; " Dapatkah seseorang di
antara hadirin menambahkan suatu informasi pada butiran ini?"
g. Menarik perhatian kepada kesukaran atau kerumitan
masalah; " Apakah kita tidak mulai memahami mengapa para pembuat
undang-undang tidak dapat memecahkan masalah ini?"
h. Mendaftarkan langkah-langkah persetujuan atau
perselisihan; " Apakah saya benar kalau saya beranggapan bahwa kita semua
setuju atau tidak setuju mengenai hal ini?"
i. Memberi kesan bahwa kelompok belum siap mengambil
tindakan; " saya masih meragukan, jangan-jangan kita belum memikirkan hal
itu matang-matang Dan apakah tidak lebih bijaksana kalau kita mengambil
tindakan atau keputusan Pada pertumbuhan yang akan datang?"
j. Memberi kesan bahwa tidak ada keuntungan diperoleh
dari penundaan yang berlarut-larut, Betapapun, Apakah masih ada informasi yang
belum kita miliki sampai kini?"
k. Menyerahkan kepribadian kepribadian atau
tokoh-tokoh yang harus dihindari: Saya ingin tahu, masalah-masalah apa yang
terkandung dalam masalah yang kita hadapi?"
l. Memberi kesan bahwa ada beberapa orang yang
berbicara terlalu banyak; " Apakah masih ada di antara para partisipan
yang belum mendapat kesempatan berbicara, yang mempunyai gagasan-gagasan yang
ingin dikemukakan?"
m. Menyarankan betapa besarnya nilai suatu kompromi; "
Apakah anda tidak sependapat dengan saya bahwa cara bertindak yang paling baik
terletak diantara kedua pandangan ini?"
n. Memberi kesan bahwa kelompok itu mungkin atau
seolah-olah telah dirugikan; " Apakah kepentingan pribadi kita dalam hal
ini menyebabkan kita melupakan kepentingan-kepentingan kelompok-kelompok
lainnya?" (Auer and Ewbank, 1947: 524).
G. Ukuran-ukuran
untuk menilai diskusi kelompok
Kiranya sudah merupakan hal biasa bahwa
sudah kita Selesai mengerjakan sesuatu kita ingin mengetahui atau menilai hasil
pekerjaan itu. Hasil pekerjaan kita mencerminkan kepribadian kita. Khusus
mengenai diskusi kelompok ini kita Kemukakan sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab oleh sang pemimpin yang merupakan tolak ukur keberhasilan dalam menjalankan
tugas selama diskusi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terbagi atas dua kelompok:
topik
yang pertama berkenan
dengan teknik.
1. Berkenaan dengan topik. Apakah saya:
a. Mengenal
serta memahami masalah keseluruhan secara jelas Sebelum saya mencoba memecahkannya?
b. Melihat
keseluruhan subjek atau memperdebatkan suatu segi kecil?
c. Berbicara
bertele-tele atau tetap bertahan secara konsekuen dalam menghadapi suatu
masalah?
d. Memiliki
fakta-fakta yang memadai dan bukti-bukti yang terpercaya?
e. Membuang-buang
waktu mengenakan suatu yang sedikit sekali kaitannya?
f. Mempergunakan
kata-kata yang umum atau khusus?
g. Mempergunakan
kata-kata nyata, kata-kata yang tepat atau kata-kata yang bernoda atau
bercelah?
h. Mempergunakan
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat " terlalu umum" yang lebih
membingungkan ketimbang menjelaskan?
i. Menggunakan
fakta-fakta Sebelum saya menolak pertanyaan-pertanyaan umum dari orang lain?
j. Membuat
keputusan pribadi dari diskusi itu?
2. Berkenaan dengan teknik. Apakah saya:
a. Berbicara
Hanya apabila saya dapat membuat satu butir yang baik?
b. Berbicara
terlalu banyak, mengemukakan suatu penampilan atau formasi tunggal?
c. Mengganggu
para pembicara lainnya?
d. Berdiskusi
dengan seorang pribadi saja, mengabaikan kelompok?
e. Memanfaatkan
menentang pribadi sebagai pengganti pendapatnya?
f. Mengabaikan
perlindungan harga diri lawan saya?
g. Menafsirkan
perbedaan pendapat sebagai suatu serangan pribadi?
h. Tidak setuju
dalam hal suasana hati yang mengandung pertanyaan kontradiksi saja?
i. Memiliki
sikap yang serba tahu?
j.
Memperlihatkan lebih banyak emosi ketimbang penalaran?
k. Mengadakan
perbedaan antara pemborosan waktu dan pemanfaatan waktu? (Salisbury, 1955 :
200).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diskusi merupakan salah satu bentuk kegiatan wicara dengan
tujuan untuk mencari kesepakatan. Misalnya, melakukan diskusi kelompok ialah
suatu dialog yang dilakukan beberapa orang dengan tujuan untuk saling
bertukar pikiran, pengalaman, informasi, dan pendapat sehingga menghasilkan
keputusan pemecahan suatu permasalahan karena memiliki pemikiran dan tujuan
yang sama. Adapun jenis-jenis diskusi kelompok yaitu, diskusi kelompok resmi
dan kelompok tidak resmi.
Diskusi kelompok resmi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu,
konferensi, diskusi panel, dan symposium, sedangkan kelompok tidak resmi yaitu
kelompok studi, kelompok pembentuk kebijaksanaan, dan komite. Kelompok-kelompok
diskusi tersebut memiliki tugas sesuai penempatan masing-masing, misalnya
konferensi biasa dilakukan pada forum resmi kepartaian, sedangkan kelompok
studi biasa digunakan oleh mahasiswa yang sedang mendiskusikan suatu pelajaran.
B. SARAN
kiranya dalam pelaksanaan diskusi
kelompok nanti semua anggota bisa beperan aktif, tentunya semua itu tidak luput
dari pengawasan dan keaktifan dari pembimbing artinya bisa terjalin kerja sama
bukan hanya antara anggota namun antara anggota dengan pembimbing.untuk lebih
mengaktifan diskusi kelompok nanti sebaiknya diselingi dengan berbagai
permainan yang bisa menghangatkan suasana agar diskusi kelompok itu tidak
terlalu membosankan.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Berbicara sebagai suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Komentar
Posting Komentar