Berbicara untuk merunding
A. BERBICARA UNTUK MERUNDINGKAN
Berbicara
untuk merundingkan atau deliberative speaking pada dasarnya bertujuan untuk
menemukan sejumlah keputusan atau rencana yang tepat yang sebelumnya
dibicarakan dahulu dengan beberapa pihak untuk mencapai tujuan atau keputusan.
Keputusan-keputusan itu dapat menyangkut sifat hakekat tindakan masa
lalu atau sifat dan hakekat tindakan-tindakan mendatang. Misalnya : dalam suatu
pemeriksaan, pengadilan mencoba menentukan apakah seorang itu tidak bersalah
atau bersalah terhadap tindakannya pada masa lalu sehingga mungkin saja
mengambil keputusan pada aspek “ di sini dan kini “. Fakta- fakta diteliti dan
ditelaah untuk menentukan apakah keputusan yang diambil itu benar-benar adil
atau tidak. Pengadilan tidak bermaksud untuk melaksanakan keputusannya, tetapi
hanya untuk menentukan apa sebenarnya yang terkandung dalam setiap kasus.
Hukuman merupakan suatu rencana ganti rugi atau retribusi yang disarankan oleh
pengadilan,tetapi tidak dilaksanakan oleh pengadilan. Begitu pula dalam
perusahaan , para menejer mengadakan pertemuan secara teratur untu menentukan
apa yang baik dan apa yang buruk dalam siasat-siasat penjualan dan
administratif mereka sebelumnya. Dalam pertemuan-pertemuan seperti itu yang
menjadi tujuan adalah untuk memberi penilaian terhadap tindakan-tindakan masa
lalu , untuk menyelidiki serta merenungkan nilainya. Dalam kedua jenis situasi
yang di jelaskan di atas tadi, maka yang merupakan hasil bukanlah tindakan,
melainkan keputusan.
Dalam
menentukan suatu keputusan , tidak hanya bertolak pada fakta-fakta saja
melainkan harus mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Dalam menentukan
sebuah sifat suatu tindakan yang telah berlalu, menggunakan acuan fakta fakta
yang dicari. Sedangkan tindakan yang akan mendatang digunakan pedoman yang
fakta yang paling baiklah yang dicari.
Dalam
membuat keputusan para partispan harus teliti dan berhati-hati. Mereka tidak
menggunakan pendapat satu pihak namun semua pihak. Mereka juga menerima sebuah
nasehat, serta mempertimbangkan fakta-fakta yang dikemukakan. Keputusan
tersebut lebih bersifat intelektual dan tidak bersifat emosional, lebih
bersifat meyakinkan daripada mendesak. Metode-metode yang dipergunakan oleh
pembicara sederhana dan langsung dan dia berusaha keras membuka rahasia segala
fakta-fakta yang tersedia dan mungkin juga kemungkinan-kemungkinan yang ada.
Tujuan bukanlah tindakan ( atau aksi), tetapi bayangan pemikiran ( atau
refleksi), bukan melakukan, tetapi memutuskan . situasi-situasi yang seperti
itulah yang merupakan “situasi-situasi deliberatif” dan berbicara, dan tujuan
umumnya adalah keputusan atau kepastian pendirian.
Kepastian pendirian (convication)
bergerak maju dari penyediaan alasan-alasan yang cukup banyak menuju ke akal
pikiran. Meyakinkan pada dasarnya membuat sadar akan kebenaran. Meyakinkan
berbeda dari memaksakan. Dalam hal ini bahwa daya tariknya cenderung lebih
masuk akal dibanding dari perasaan.
Oleh karena itu, meyakinkan menuntut
beberapa unsur, yaitu:
1. Kejelasan, kemurnian, atau kecerahan
2.
Ketertiban,
kerapian, atau keteraturan
3.
Fakta-fakta,
bukti-bukti, atau petunjuk-petunjuk
4.
Alasan-alasan,
bantahan-bantahan, penjelasan-penjelasan, atau argumen-argumen
5.
Pemikiran-pemikiran
atau pemikiran-pemikiran yang jujur dan terus terang
SIMPULAN
Berbicara di depan
umum merupakan salah satu teknik atau seni berbicara
yang harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu menarik
perhatian audiens.
Berbicara di muka umum Di bagi menjadi 4 yaitu, berbicara untuk melaporkan,
berbicara secara kekeluargaan, berbicara untuk meyakinkan, dan berbicara untuk
merundingkan. Manfaat yang dapatdiambil jika kita melatih diri berbicara dimuka
umum adalah kita dapat menempatkan diri kita di masyarakat, dan dapat
menyampaikan sesuatu dimuka umum.
DAFTAR PUSTAKA
Taringan, Henry Guntur. 2008. Berbicara
sebagai satu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa
Komentar
Posting Komentar